Sudut

Ku buka pintu berwarna hitam

Ku putar kunci untuk perjalanan

Bersandar pada kursi yang tidak gelap

Dilamunkan oleh denting detik

Takut

Pasrah

Pasrah terhadap takut

Takut penyebab pasrah

Putih

Suci yang menggembirakan

Gembira yang membawa takut

Dengan segala bekal

Hitam

Kotor yang menyedihkan

Kesedihan akan surga yang fana

Dengan segala kehampaan

Bukankah putih itu membawa kekekalan ??

Kekekalan yang membuat takut khalayak

Hari ini aku di sudut mengamati

Esok kau yang disudut mengamatiku

Jalan yang melingkari para kaum.

Kata orang

Kata orang rindu itu indah

Kata orang rindu itu adalah ratusan purnama

Kata orang rindu itu adalah kesempurnaan cinta

Namun..

Mengapa indah itu tidak dapat dilukiskan

Mengapa ratusan purnama itu tidak dapat digapai dengan ribuan bintang

Mengapa kesempurnaan itu dapat dihunus dengan sebelah hati yang berdusta ??

Karena rindu itu adalah sisi yang sepi..

Aku Ingin Berjalan Bersamamu

Aku Berdiri

Untuk melihat kau yang sedang menari di tengah hiruk pikuk para makhluk

Aku Duduk

Untuk menunggu kau yang sedang resah dengan rahasia hatimu

Aku Berlari

Untuk mengejar kau yang sedang menunggu banyak bintang di langit yang terang

Bisakah aku berdiri di sampingmu ??

Bisakah aku duduk di depanmu ??

Bisakah aku berlari bersamamu ??

Untuk menemaniku menghitung rintik hujan

Rindu terus menusuk rusuk

Rahasia tetap menutup cahayaku

Resah terus menemaniku

Rahasia tetap sembunyi di balik gunung yang tak pernah tidur

Mungkin hanya Malam yang bisa berubah jadi Pagi

Mungkin hanya Malam yang bisa menunjukkan cahaya bintang 

Aku hanya ingin berjalan bersamamu diantara semilir angin 

Maka aku akan menjadi sebab agar kau menjadi akibat

Layaknya sang pujangga yang menyanyikan lagu rindu 

Hingga kau turun ke pelukanku.